Breaking News

Jumat, 02 November 2018

Review Jurnal 'Pemanfaatan Social Media oleh Praktisi Public Relations di Yogyakarta'



Perkembangan teknologi sekarang ini sangat berkembang dengan pesat. Kecanggihan teknologi sekarang ini membuat kita mudah dalam melakukan segala hal seperti dalam hal pekerjaan, belajar, mencari informasi, berhubungan dengan orang lain pun sekarang dengan kecanggihan teknologi kita sudah bisa menghubungi dengan cara seperti vidiocall dan chatting dengan keluarga yang jauh, kerabat dan lain-lain.

Nah, di blog kali ini saya akan mereview jurnal dari salah satu Alumnus Pascasarjana Ilmu Komuniukasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan social media serta mengetahui bagaiamana pengelolaan serta kendala dan manfaat pada social media yang dilakukan oleh Praktisi PR di Yogyakarta. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana Praktisi Public Relations di Yogyakarta memanfaatkan kehadiran social media dalam melaksanakan fungsi komunikasi. Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa keseluruhan praktisi menggunakan media sosial untuk kegiatan branding perusahaan dan penyebaran informasi mengenai promo perusahaan.

Identitas jurnal

Judul    
  :  Pemanfaatan Social Media oleh  Praktisi Public Relations di Yogyakarta.
Penulis                       
:  Hanindyalaila Pienrasmi
Jurnal     
:   Jurnal Komunikasi
Volume, nomor & Tahun         
:   9, 2, dan April 2015
Reviewer
: Nanda Rayhanah Nst

A.      Latar Belakang

Kemajuan teknologi terus berkembang dan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman, salah satunya adalah internet. Menurut Rob Franklin et al (2009:114) kehadiran internet membawa dampak  tersendiri bagi bisnis maupun insitusi media termasuk pula bagi dunia publik relations. Selain itu pada dunia bisnis dan publik relations juga membawa dampak tersendiri sebagai saluran komunikasi baru dalam berhubungan dengan para publiknya. Praktisi publik relations memiliki saluran langsung dalam berkomunikasi dengan publiknya tanpa harus termediasi melalui awak jurnalis bahkan lebih dari itu internet juga mampu merubah hubungan komunikasi antara keduanya.

Perkembangan internet terus terjadi hingga akhirnya melahirkan suatu teknologi baru yakni  Web 2.0 yang memeperkenalkan dunia pada web sosial dan merupakan sebuah medium yang digunakan seseorang dalam berkomunikasi dengan komunitas online yang mereka kehendaki. Salah satu benuk aplikasi dari teknologi web 2.0 adalah sosial media. Liu, Arnett, Capella, & Beatty (McLennan & Howell, 2010:2011) menyarankan bahwa jejaring media sosial dapat digunakan oleh organisasi dalam membangun hubungan dengan publiknya dan memberikan berbagai macam informasi dan layanan yang berhubungan dengan organisasi kepada berbagai publik yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan organisasi.

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia menurut hasil survey Asosoasiasi Penyelanggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) hinga pada triwulan pertama di 2013 ini telah mencapai lebih dari 63 juta orang atau sekitar melebihi dari 24, 32% dari jumlah penduduk Indonesia dan bahkan diprediksi hinga akhir tahun mencapai 80 juta penduduk. Menurut data ini Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-3 negara pengakses internet dikawasan asia.
  
B.       Kerangka pemikiran

Merujuk pada apa yang dikatakan oleh Grunig & Hunt dalam Grunig (1992:4), mendefinisikan publik relations sebagai berikut “Management of communications between and organization and its public”. Berdasarkan definisi ini di Grunig mencoba menggambarkan dua fungsi komunikasi yang berkaitan erat pada bidang publik relations. Fungsi Pertama adalah manajemen komunikasi, dalam hal ini dimaknai tidak hanya mengenai teknik atau strategi bagaimana berkomunikasi atau kegiatan yang hanya meliputi program-program seperti media relation dan publisitas. Fungsi Kedua adalah mengenai komunikasi organisasi. Grunig mendefinisikannya sebagai sistem komunikasi yang dikelola oleh organisasi, khususnya komunikasi antar setiap unit dalam organisasi, yang sengaja dirancang oleh para ahli komunikasi. Seperti halnya bagaiaman pimpinan puncak, para manager dan pegawai biasa saling berkomunikasi satu sama lainnya dalam sebuah organiasai.

Menurut Grunig (2009:13), media baru juga dapat digunakan oleh PR untuk kepentingan-kepentingan berikut, seperti: media digital dapat digunakan untuk melakukan program-program komunikasi. Program ini antara lain: program komunikasi berhubungan dengan media, dengan pelanggan, dengan rekan kerja, dengan komunitas, dengan anggota organisasi non profit, hubungan dengan para donor, hubungan dengan alumni, berhubungan dengan pemerintah.  Media baru dapat digunakan untuk melakukan scanning lingkungan,  digunakan untuk segementasi stakeholder dan publik, mengantisipasi isu dan krisis.

Media seperti website dan blog dapat digunakan untuk program penanganan pada komunikasi isu dan krisis.

C.      Metodologi penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian deskrptif yang bersifat kualitatif yaitu peneliti ini berusaha menggali lebih dalam dan merupakan metode yang didalam penelitiannya tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi tetapi menggambarkan pengamatan secara langsung dan melukiskan gejala berdasarkan fakta-fakta yang ada dan bagaimana adanya. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemiliihan DIY sebagai lokasi penelitian karna merupakan salah satu provinsi di indonesia sudah mulai memanfaatkan kehadiran new media dalam menunjang kemajuan kehidupan masyarakatnya. Pada penelitian ini menggunakan teknik penarikan purposive sampling, atau disebut juga judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel, terutama yang diangap ahli. Sampel penelitian ini adalah para praktis PR yang bekerja diwilayah DIY dan tergabung dalam persatuan kapurel (keluarga Publik Relations Yogyakarta). Sebagai usaha pengayaan awal peneliti telah membagikan kusioner pengantar untuk memetakan praktisi yang sudah menngunakan media sosial dalam praktik kerjanya. Dari hasil pemetaan tersebut maka praktisi menghubungi praktisi yang bersangkutan menanyakan kesediannya untuk melakukan wawanncara yang lebih mendalam. Dari proses tersebut peneliti mendapatkan  sepuluh narasumber, dengan rincian 1 narasumber dari perusahaan klinik kecantikan, 1 praktisis dari insitusi media, 3 praktisi dari usaha Rumah makanan, dan 5 Praktisi dari usaha perhotelan.
  
D.      Hasil penelitian dan Analisis

1.        Arti penting media sosial bagi praktisi

Praktisi mengatakan bahwa media sosial adalah media yang baru dan tantangan tersendiri bagi dirinya karena memiliki karakteristik yang berbeda dari media tradisional. Praktisi menyakini bahwa kehadiran media sosial membawa kemudahan bagi praktisi dalam melakukan aktivitas komunikasi dengan publiknya, memberikan ruang yang lebih untuk terjadinya interaksi yang mengakibatkan adanya umpan balik. Kendala yang dialami praktisi PR dalam mengelola media sosial, secara umum :
  • Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan perusahaan terhadap pemanfaatan media sosial .
  • Praktisi juga terkendala oleh pihak manajemen perusaahan yang belum terbuka pada kemajuan perkembagan teknologi sehingga mereka memutuskan untuk tetap melakukan kegiatan penyebaran informasi dengan cara konvensional.
  • Merasa enggan dan ragu serta memiliki kekhawatiran akan dampak tak terduga yang mungkin terjadi dan membahayakan posisi perusahaan karena kehadiran media sosial.
  • Media sosial merupakan hal yang baru maka pihak manajemen masih dalam proses tahap belajar mengenal dan beradaptasi sehingga masih dibutuhkan untuk terus bergelut dalam memahaminya dan membiasakan diri dalam mengelolanya.
  • Pemahaman para pemimpin perusahaan mengenai media sosial yang masih awam juga tak jarang memberikan kendala proses pengembangan, pemanfaatan media sosial, seperti terbatasnya ruang gerak bagi praktisi untuk memberikan inovasi yang dapat mengoptimalakan fungsi media sosial.
  • Perusahaan menggunakan lebih dari satu aplikasi media sosial dan menyerahkan tugas pengelolaan tidak di kelola oleh satu divisi yang sama, sama hal ini membawa dampak yang kurang baik bgi perusahaan karena dapat menimbulkan kebingungan pada publik mendapatkan informasi yang berbeda dari perusahaan.
2.        Pemanfaatan media sosial pada praktisi

a.        Memperrtahankan identitas organisasi/ Branding

Praktisi dapat memberikan berbagai informasi mengenai identitas perusahaan kepada khalayak dengan tujuan untuk meningkatkan brand awarness pada publik.

b.        Mengontrol perkembangan isu dan krisis

Praktisis menyatakan bahwa dengan kehadiran media sosial mereka dapat melakukan monitoring mengenai perkembangan isu serta trend yang terjadi di masyarakat.

c.         Pelaksanaan CSR

Praktisis menyatakan bahwa sejauh ini media sosial juga digunakan untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan CSR dan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusaahnya. Perusaaan juga dapat memantau serta memancing respon publik di berbagai kegiatan sosial. Praktisi juga memanfaatkan media sosial sebagai salah satu media dalam melakukan aksi kampanye sosial dan mempersuasi publik untuk ikut berapartisispasi melaukan hal yang sama.

d.        Berhubungan dengan Publik

Pada wawancara dengan praktisi mereka menyakini olehnya bahwa media sosial dapat memfasilitasi terbangunnya hubungan dengan publik yang lebih baik dengan cara-cara yang baik dan benar. Media sosial dapat membantu perusahaan dalam berhubungan dengan konsumennya dengan lebih baik, seperti semakin cepat dalam merespon keluhan dan kritik dari konsumen.

E.       Kesimpulan

Keseluruhan praktisi dalam penelitian ini menyambut baik dan antusias dengan kehadiran media sosial. Mereka juga meyakini bahwa media sosial merupakan cara baru dalam penyebaran informasi dan berhubungan dengan publiknya. Media sosial dapat menyampaikan informasi lebih cepat serta menjangkau khalayak lebih luas dengan biaya yang lebih murah. Praktisi juga mengakui bahwa respon publik dari kegiatan penyebaran informasi melalui media sosial lebih 'banyak didapatkan dan dapat direspon seketika oleh pihak perasahaan. Media sosial memberikan kemudahan akses bagi perusahaan maupun publik dalam berkomunikasi secara langsung dan bersifat dua arah. Di lain pihak media sosial merupakan hal baru yang masih perlu banyak dipelajari oleh praktisi lebih dalam. Media sosial menjadi tantangan bagi praktisi dalam mengasah kemampuan mereka sebagai seorang profesional. Beberapa kendala juga dihadapi oleh para praktisi dalam mengelola media baru ini, salah satunya seperti pandangan pihak perusahaan yang masih tertutup menghadapi perkembangan teknologi baru. Disamping itu juga mengakibatkan bertambahnya beban kerja dan waktu kerja pada praktisi yang berdampak pada ketersediannya staf pendamping pengelola media sosial serta teijadinya ketidakselarasan konten informasi pada aplikasi media sosial yang digunakan oleh perusahaan. Namun menurut praktisi kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan terus berusaha untuk mengenal media sosial dan memberikan pengarahan pada pihak manajemen perusahaan mengenai media sosial. Praktisi juga melakukan strategi pemetaan dalam proses penciptaan dan penyebaran informasi untuk mengantisipasi kesalahan pada konten yang akan disebarluaskan.Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa keseluruhan praktisi menggunakan media sosial untuk kegiatan branding perusahaan dan penyebaran informasi mengenai promo perusahaan. Disamping itu sebagian besar di antara mereka juga memanfaatakan media sosial untuk membangun hubungan dengan publik dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya. Media sosial digunakan sebagai salah satu sarana penyampaian saran dan kritikan bagi publik kepada perusahaan. Beberapa diantara praktisi juga sudah mulai memanfaatkan media sosial dalam pemantauan perkembangan isu dan komunikasi krisis serta penyebaran informasi mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan serta kampanye-kampanye sosial yang dilakukan perusahaan. Diharapkan untuk kedepannya para praktisi akan semakin dapat memanfaatakan media sosial lebih optimal dari sebelumnya dalam menunjang kegiatan perusahaan.

Penulis             : Nanda Rayhanah Nst
Editor              : Ahmad Siddik






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed by Ahmad Siddik