Perkembangan teknologi sekarang ini sangat
berkembang dengan pesat. Kecanggihan teknologi sekarang ini membuat kita mudah
dalam melakukan segala hal seperti dalam hal pekerjaan, belajar, mencari
informasi, berhubungan dengan orang lain pun sekarang dengan kecanggihan
teknologi kita sudah bisa menghubungi dengan cara seperti vidiocall dan chatting
dengan keluarga yang jauh, kerabat dan lain-lain.
Nah, di blog kali ini saya akan mereview jurnal
dari salah satu Alumnus Pascasarjana Ilmu Komuniukasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan social media
serta mengetahui bagaiamana pengelolaan serta kendala dan manfaat pada social
media yang dilakukan oleh Praktisi PR di Yogyakarta. Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana Praktisi Public Relations di Yogyakarta
memanfaatkan kehadiran social media dalam melaksanakan fungsi
komunikasi. Hasil
pada penelitian ini menunjukan bahwa keseluruhan praktisi menggunakan media
sosial untuk kegiatan branding perusahaan dan penyebaran informasi
mengenai promo perusahaan.
Identitas
jurnal
Judul
|
:
Pemanfaatan Social Media oleh
Praktisi Public Relations di Yogyakarta.
|
Penulis
|
: Hanindyalaila Pienrasmi
|
Jurnal
|
: Jurnal Komunikasi
|
Volume, nomor & Tahun
|
: 9, 2, dan April 2015
|
Reviewer
|
: Nanda
Rayhanah Nst
|
A.
Latar
Belakang
Kemajuan
teknologi terus berkembang dan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan
zaman, salah satunya adalah internet. Menurut Rob Franklin et al
(2009:114) kehadiran internet membawa dampak
tersendiri bagi bisnis maupun insitusi media termasuk pula bagi dunia publik
relations. Selain itu pada dunia bisnis dan publik relations juga membawa
dampak tersendiri sebagai saluran komunikasi baru dalam berhubungan dengan para
publiknya. Praktisi publik relations memiliki saluran langsung dalam
berkomunikasi dengan publiknya tanpa harus termediasi melalui awak jurnalis
bahkan lebih dari itu internet juga mampu merubah hubungan komunikasi antara
keduanya.
Perkembangan
internet terus terjadi hingga akhirnya melahirkan suatu teknologi baru
yakni Web 2.0 yang
memeperkenalkan dunia pada web sosial dan merupakan sebuah medium yang
digunakan seseorang dalam berkomunikasi dengan komunitas online yang
mereka kehendaki. Salah satu benuk aplikasi dari teknologi web 2.0
adalah sosial media. Liu, Arnett, Capella, & Beatty (McLennan & Howell,
2010:2011) menyarankan bahwa jejaring media sosial dapat digunakan oleh
organisasi dalam membangun hubungan dengan publiknya dan memberikan berbagai macam
informasi dan layanan yang berhubungan dengan organisasi kepada berbagai publik
yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan organisasi.
Pertumbuhan
pengguna internet di Indonesia menurut hasil survey Asosoasiasi
Penyelanggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) hinga pada triwulan pertama di
2013 ini telah mencapai lebih dari 63 juta orang atau sekitar melebihi dari 24,
32% dari jumlah penduduk Indonesia dan bahkan diprediksi hinga akhir tahun
mencapai 80 juta penduduk. Menurut data ini Indonesia berhasil menduduki
peringkat ke-3 negara pengakses internet dikawasan asia.
B.
Kerangka
pemikiran
Merujuk
pada apa yang dikatakan oleh Grunig & Hunt dalam Grunig (1992:4),
mendefinisikan publik relations sebagai berikut “Management of communications
between and organization and its public”. Berdasarkan definisi ini di
Grunig mencoba menggambarkan dua fungsi komunikasi yang berkaitan erat pada
bidang publik relations. Fungsi Pertama adalah manajemen komunikasi,
dalam hal ini dimaknai tidak hanya mengenai teknik atau strategi bagaimana
berkomunikasi atau kegiatan yang hanya meliputi program-program seperti media
relation dan publisitas. Fungsi Kedua adalah mengenai komunikasi
organisasi. Grunig mendefinisikannya sebagai sistem komunikasi yang dikelola
oleh organisasi, khususnya komunikasi antar setiap unit dalam organisasi, yang
sengaja dirancang oleh para ahli komunikasi. Seperti halnya bagaiaman pimpinan
puncak, para manager dan pegawai biasa saling berkomunikasi satu sama lainnya
dalam sebuah organiasai.
Menurut
Grunig (2009:13), media baru juga dapat digunakan oleh PR untuk
kepentingan-kepentingan berikut, seperti: media digital dapat digunakan untuk
melakukan program-program komunikasi. Program ini antara lain: program
komunikasi berhubungan dengan media, dengan pelanggan, dengan rekan kerja,
dengan komunitas, dengan anggota organisasi non profit, hubungan dengan
para donor, hubungan dengan alumni, berhubungan dengan pemerintah. Media baru dapat digunakan untuk melakukan scanning
lingkungan, digunakan untuk segementasi stakeholder
dan publik, mengantisipasi isu dan krisis.
Media
seperti website dan blog dapat digunakan untuk program penanganan
pada komunikasi isu dan krisis.
C.
Metodologi
penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian deskrptif yang
bersifat kualitatif yaitu peneliti ini berusaha menggali lebih dalam dan
merupakan metode yang didalam penelitiannya tidak mencari atau menjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi tetapi menggambarkan
pengamatan secara langsung dan melukiskan gejala berdasarkan fakta-fakta yang
ada dan bagaimana adanya. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.
Penelitian
ini dilaksanakan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemiliihan DIY sebagai
lokasi penelitian karna merupakan salah satu provinsi di indonesia sudah mulai
memanfaatkan kehadiran new media dalam menunjang kemajuan kehidupan
masyarakatnya. Pada penelitian ini menggunakan teknik penarikan purposive sampling,
atau disebut juga judgmental sampling yang digunakan dengan menentukan
kriteria khusus terhadap sampel, terutama yang diangap ahli. Sampel penelitian
ini adalah para praktis PR yang bekerja diwilayah DIY dan tergabung dalam
persatuan kapurel (keluarga Publik Relations Yogyakarta). Sebagai usaha
pengayaan awal peneliti telah membagikan kusioner pengantar untuk memetakan
praktisi yang sudah menngunakan media sosial dalam praktik kerjanya. Dari hasil
pemetaan tersebut maka praktisi menghubungi praktisi yang bersangkutan
menanyakan kesediannya untuk melakukan wawanncara yang lebih mendalam. Dari
proses tersebut peneliti mendapatkan
sepuluh narasumber, dengan rincian 1 narasumber dari perusahaan klinik
kecantikan, 1 praktisis dari insitusi media, 3 praktisi dari usaha Rumah
makanan, dan 5 Praktisi dari usaha perhotelan.
D.
Hasil
penelitian dan Analisis
1.
Arti penting media sosial bagi praktisi
Praktisi
mengatakan bahwa media sosial adalah media yang baru dan tantangan tersendiri
bagi dirinya karena memiliki karakteristik yang berbeda dari media tradisional.
Praktisi menyakini bahwa kehadiran media sosial membawa kemudahan bagi praktisi
dalam melakukan aktivitas komunikasi dengan publiknya, memberikan ruang yang
lebih untuk terjadinya interaksi yang mengakibatkan adanya umpan balik. Kendala
yang dialami praktisi PR dalam mengelola media sosial, secara umum :
- Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan perusahaan terhadap pemanfaatan media sosial .
- Praktisi juga terkendala oleh pihak manajemen perusaahan yang belum terbuka pada kemajuan perkembagan teknologi sehingga mereka memutuskan untuk tetap melakukan kegiatan penyebaran informasi dengan cara konvensional.
- Merasa enggan dan ragu serta memiliki kekhawatiran akan dampak tak terduga yang mungkin terjadi dan membahayakan posisi perusahaan karena kehadiran media sosial.
- Media sosial merupakan hal yang baru maka pihak manajemen masih dalam proses tahap belajar mengenal dan beradaptasi sehingga masih dibutuhkan untuk terus bergelut dalam memahaminya dan membiasakan diri dalam mengelolanya.
- Pemahaman para pemimpin perusahaan mengenai media sosial yang masih awam juga tak jarang memberikan kendala proses pengembangan, pemanfaatan media sosial, seperti terbatasnya ruang gerak bagi praktisi untuk memberikan inovasi yang dapat mengoptimalakan fungsi media sosial.
- Perusahaan menggunakan lebih dari satu aplikasi media sosial dan menyerahkan tugas pengelolaan tidak di kelola oleh satu divisi yang sama, sama hal ini membawa dampak yang kurang baik bgi perusahaan karena dapat menimbulkan kebingungan pada publik mendapatkan informasi yang berbeda dari perusahaan.
2.
Pemanfaatan media
sosial pada praktisi
a.
Memperrtahankan
identitas organisasi/ Branding
Praktisi
dapat memberikan berbagai informasi mengenai identitas perusahaan kepada
khalayak dengan tujuan untuk meningkatkan brand awarness pada publik.
b.
Mengontrol
perkembangan isu dan krisis
Praktisis
menyatakan bahwa dengan kehadiran media sosial mereka dapat melakukan monitoring
mengenai perkembangan isu serta trend yang terjadi di masyarakat.
c.
Pelaksanaan
CSR
Praktisis
menyatakan bahwa sejauh ini media sosial juga digunakan untuk menginformasikan
kegiatan-kegiatan CSR dan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusaahnya.
Perusaaan juga dapat memantau serta memancing respon publik di berbagai
kegiatan sosial. Praktisi juga memanfaatkan media sosial sebagai salah satu
media dalam melakukan aksi kampanye sosial dan mempersuasi publik untuk ikut
berapartisispasi melaukan hal yang sama.
d.
Berhubungan
dengan Publik
Pada
wawancara dengan praktisi mereka menyakini olehnya bahwa media sosial dapat
memfasilitasi terbangunnya hubungan dengan publik yang lebih baik dengan
cara-cara yang baik dan benar. Media sosial dapat membantu perusahaan dalam
berhubungan dengan konsumennya dengan lebih baik, seperti semakin cepat dalam
merespon keluhan dan kritik dari konsumen.
E.
Kesimpulan
Keseluruhan
praktisi dalam penelitian ini menyambut baik dan antusias dengan kehadiran
media sosial. Mereka juga meyakini bahwa media sosial merupakan cara baru dalam
penyebaran informasi dan berhubungan dengan publiknya. Media sosial dapat
menyampaikan informasi lebih cepat serta menjangkau khalayak lebih luas dengan
biaya yang lebih murah. Praktisi juga mengakui bahwa respon publik dari
kegiatan penyebaran informasi melalui media sosial lebih 'banyak didapatkan dan
dapat direspon seketika oleh pihak perasahaan. Media sosial memberikan
kemudahan akses bagi perusahaan maupun publik dalam berkomunikasi secara
langsung dan bersifat dua arah. Di lain pihak media sosial merupakan hal baru
yang masih perlu banyak dipelajari oleh praktisi lebih dalam. Media sosial
menjadi tantangan bagi praktisi dalam mengasah kemampuan mereka sebagai seorang
profesional. Beberapa kendala juga dihadapi oleh para praktisi dalam mengelola media baru ini, salah
satunya seperti pandangan pihak perusahaan yang masih tertutup menghadapi
perkembangan teknologi baru. Disamping itu juga mengakibatkan bertambahnya
beban kerja dan waktu kerja pada praktisi yang berdampak pada ketersediannya
staf pendamping pengelola media sosial serta teijadinya ketidakselarasan konten
informasi pada aplikasi media sosial yang digunakan oleh perusahaan. Namun
menurut praktisi kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan terus berusaha
untuk mengenal media sosial dan memberikan pengarahan pada pihak manajemen
perusahaan mengenai media sosial. Praktisi juga melakukan strategi pemetaan
dalam proses penciptaan dan penyebaran informasi untuk mengantisipasi kesalahan
pada konten yang akan disebarluaskan.Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa
keseluruhan praktisi menggunakan media sosial untuk kegiatan branding perusahaan
dan penyebaran informasi mengenai promo perusahaan. Disamping itu sebagian
besar di antara mereka juga memanfaatakan media sosial untuk membangun hubungan
dengan publik dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya. Media sosial
digunakan sebagai salah satu sarana penyampaian saran dan kritikan bagi publik
kepada perusahaan. Beberapa diantara praktisi juga sudah mulai memanfaatkan
media sosial dalam pemantauan perkembangan isu dan komunikasi krisis serta penyebaran
informasi mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan serta kampanye-kampanye
sosial yang dilakukan perusahaan. Diharapkan untuk kedepannya para praktisi
akan semakin dapat memanfaatakan media sosial lebih optimal dari sebelumnya
dalam menunjang kegiatan perusahaan.
Penulis : Nanda
Rayhanah Nst
Editor : Ahmad Siddik